1. Menghasilkan pemahaman yang sama antara
pengirim informasi dengan penerima
informasi
pada semua tingkatan dalam organisasi.
2. Membangun iklim organisasi yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktifitas
organisasi.
3. Membangkitkan kinerja orang yang terlibat
di dalam organisasi tersebut yang pada
akhirnya
dapat mempengaruhi efektifitas organisasi.
2.
Jenis
dan Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi :
A. Komunikasi Internal :
Proses
komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup suatu
organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan. Komunikasi
internal terdiri atas empat bagian, yaitu :
1. Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah)
:
Komunikasi
yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajer atau
supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi
komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja.
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas
perlu untuk dilaksanakan.
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan
yang berlaku.
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih
baik.
Metode
komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Metode tulisan.
b. Metode lisan.
c. Metode tulisan diikuti lisan.
d. Metode lisan diikuti tulisan.
2. Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas) :
Komunikasi
yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.
·
Fungsi
komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a. Penyampaian informai tentang pekerjaan ataupun tugas
yang sudah dilaksanakan.
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan
pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan.
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya
sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi
ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir
kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi
dari bawah. Alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat sulit dan rumit :
a. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan
pikiran mereka.
b. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada
masalah yang dialami pegawai.
c. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan
pegawai.
d. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak
tanggap pada apa yang
disampaikan pegawai.
disampaikan pegawai.
3. Horizontal Communication (komunikasi sesama) :
Komunikasi
yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan
yang setara.
Fungsi
komunikasi sesama antara lain :
a. Memperbaiki koordinasi tugas.
b. Upaya pemecahan masalah.
c. Saling berbagi informasi.
d. Upaya pemecahan konflik.
e. Membina hubungan dan mempererat kekeluargaan melalui kegiatan
bersama.
4. Interline Communication (komunikasi lintas saluran) :
Komunikasi
untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf
biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya
tanggung jawab
mereka
berhubungan dengan jabatan fungsional. Kondisi yang harus dipenuhi dalam
komunikasi lintas-saluran :
a. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas
saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung.
b. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi
lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.
B. Komunikasi Eksternal :
Proses
komunikasi di antara para pengurus dan anggota suatu organisasi dengan orang
atau masyarakat umum.
1. Komunikasi dari organisasi kepada masyarakat.
Contohnya
: konferensi pers, iklan, brosur
2. Komunikasi dari masyarakat kepada organisasi.
Contohnya
: menerima saran kritik, hotline customer service 24 jam
Sebagai orang nomor
satu dalam organisasi yang Anda pimpin—atau posisi apapun yang Anda duduki di dalamnya—komunikasi selalu
memainkan peran yang paling menentukan terhadap kehidupan organisasi secara
keseluruhan. Seringkali organisasi mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan
disebabkan oleh faktor komunikasi yang tidak efektif. Perintah dari seorang
pemimpin yang pada hakikatnya adalah komunikasi seringkali menjadi tidak jelas
dan sulit diimplementasikan karena komunikasi yang dijalankan tidak efektif.
Komunikasi yang sulit
dipahami—untuk kemudian diimplementasikan dalam program organisasi—tentu bukan
masalah baru. Sejak lama, orang merumuskan bagaimana agar komunikasi sebagai sebuah
hubungan timbal-balik, tidak hanya memainkan peran sebagai pengiriman pesan
kepada pihak lain, tetapi juga menjadi perekat yang bersifat sosio-psikologis,
terlebih dalam sebuah organisasi yang menghendaki kerjasama yang sinergis.
Diantara semua masalah
yang muncul, disiplin komunikasi menerjemahkan gejala tersebut sebagaimiscommunication (kekeliruan
dalam komunikasi) sehingga proses komunikasi tidak dapat berjalan sebagaimana
yang diinginkan. Dengan kata lain, tidak efektif atau terhambat.
Conor Hanaway dan
Gabriel Hunt yang keduanya adalah pakar dan konsultan manajemen pada beberapa
organisasi profit besar di dunia mencatat hambatan-hambatan komunikasi[1] yang biasa terjadi dalam
organisasi sebagai
berikut:
1. Bahasa
Jika Anda menginginkan
komunikasi yang sukses, pengirim pesan harus mempersiapkan pesan dalam bahasa
penerima pesan. Laporan ilmiah yang sangat teknis tidak akan mempengaruhi kaum
profesional dari bidang lain untuk melakukan tindakan.
1. Kebisingan
Istilah “kebisingan” (noise)
mengacu pada semua hal yang mengganggu atau memperburuk komunikasi dalam
organisasi. Misalnya, pesan Anda mengalami “bentrok” dengan pesan lain yang
sama-sama harus diperhatikan. Jika si penerima mendapatkan banyak sekali memo
setiap harinya, Anda harus memikirkan cara lain untuk mengirimkan pesan Anda.
1. c. Terlalu
bertele-tele
Hindari gaya militer
yang berlapis-lapis. Gunakan sesedikit mungkin tahap dalam komunikasi Anda.
Pembuka adalah penting, namun hendaknya jangan sampai membuat Anda menjadi lupa
terhadap inti pesan yang ingin Anda sampaikan sehingga penerima mengalami
kesulitan dalam mengidentifikasi pesan.
1. d. Kesulitan
mendengar
Ada banyak sekali
kesulitan mendengar di pihak penerima. Tekanan kerja, masalah pribadi,
prioritas lain atau kelebihan komunikasi merupakan penyebab munculnya kesulitan
mendengarkan.
1. e. Ketidakpercayaan
Ada banyak alasan
mengapa pihak penerima tidak percaya dan bersikap sinis terhadap suatu
komunikasi. Sebagian rasa tidak percaya tersebut bisa jadi disebabkan oleh
pihak pengirim—misalnya, jika Anda menandai semua surat Anda, “penting”, atau
jika Anda tidak begitu terbuka dalam komunikasi sebelumnya.
1. f. Emosi
Emosi mempengaruhi
komunikasi dalam, setidaknya, dua cara. Pertama, situasi yang sarat emosi dapat
menyebabkan terjadinya banyak ebisingan yang menyebabkan penyimpangan
komunikasi. Kedua, cara paling efektif untuk membuat seseorang melakukan
tindakan adalah melalui emosi mereka.
1. g. Lingkaran
umpan-balik
Tidak adanya lingkaran
umpan-balik membuat pihak pengirim tidak yakin bahwa pesan telah sepenuhnya dimengerti
Berbagai hambatan
komunikasi di atas tentu saja menyadarkan kita agar komunikasi yang
dibangun—terlebih dalam konteks organisasi—hendaknya dilangsungkan secara
efektif. Secara praktis, komunikasi efektif dapat dipahami sebagai fenomena
terbalik dari gejala-gejala di atas tadi, yakni terciptanya sebuah interaksi
yang saling memahami maksud pesan dari masing-masing arah yang pada tujuan
akhirnya mampu mentransmisi dan mentransfer gagasan melalui peramuan pesan
sebaik mungkin.
Konflik dalam organisasi bisa terjadi,dikarenakan antara pemimpin dan anggota mempuyai pendapat tersendiri tentang apa
yang sedang di diskusikan. Konflik terjadi biasanya untuk meyelesaikan
masalah,tetapi lebih sering jika konflik terjadi malah organisasi tersebut
pecah. Dalam meyelesaikan konflik dibutuhkan skill dan pengalaman yang besar.
Agar konflik terhindar haruslah dari diri sendiri mempunyai sikap pengertian
dari satu sama lain, saling menghargai termasuk poin penting dalam
berorgansasi. Baik dari pemimpin atau anggota harus mengerti dan menerima
pendapat dari anggota lain.Perlu adanya kebijaksanaan dan toleransi dalam
peyelesaian konflik dalam organisasi.
Jika konflik tidak bisa dipecahkan, harus ada sosok pemimpin
untuk memutuskan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Konflik sendiri
memang tidak diinginkan oleh semua manusia, namun tidak bisa dihindari. karena
pendapat setiap orang itu berbeda-beda.
Dari
segi dampak yang timbul
Dari
segi dampak yang timbul, konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik fungsional
dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat
memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut
infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat
menjadi fungsional apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.
KESIMPULAN
Komunikasi adalah
Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang
lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
Menurut Laswell unsur-unsur
komunikasi, yaitu Pengirim atau komunikator (sender), Pesan
(message), Saluran (channel), Penerima atau komunikate
(receiver), Umpan balik (feedback), dan aturan yang disepakati.
Ada 5 tahap dalam
menyalurkna ide melalui komunikasi, yaitu Ide (gagasan), Penyaluran
(Transmitting), Tindakan, Pengertian, dan Penerimaan.
4 hambatan dalam
komunikasi, yaitu Hambatan dari Proses Komunikasi, Fisik, Semantik, dan
Psikologis.
Pengertian Kelompok
Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yg terlibat dalam
interaksi pada suatu pertemuan tatap muka, di mana setiap anggota mendapat
kesan yg jelas, sehingga seseorang baik di saat timbul pertanyaan maupun
sesudahnya dpt memberikan tanggapan kepada yang lainnya.
Menurut ADLER & RODMAN, Kelompok adalah
sekumpulan kecil orang ygsaling berinteraksi, biasanya tatap muka dlm waktu yg lama guna
mencapai tujuan tertentu. Ada 4 elemen kelompok yaitu: interaksi,
waktu, ukuran, tujuan.
4.
Karakteristik Kelompok
Karakteristik Kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:
1. Interaksi → Fisik, verbal, nonverbal, emosional
2. Struktur → Pola hubungan yang stabil diantara anggota
- Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki
- Norma : Aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan
perilaku yang tepat
- Relasi antar anggota
3. Tujuan
- Intrinsik
- Ekstrinsik (tujuan bersama):
a. Faktor pemersatu paling
kuat (ex: olah raga)
b. Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai
4. Groupness → entitavity (kesatuan) : Tingkat dimana kesatuan
kekuatan
tunggal menyatu
5. Ketergantungan Dinamis
Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce
Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah
satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide
lain setelah kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 - Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas.
Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad
baik namun mereka belum saling mengenal dan belum
saling percaya.
Tahap 2 - Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka
membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok
saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk
pada tahap ini.
Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota
kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat
kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal.
Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect
dalam berkomunikasi.
Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri.
Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami
perubahan.
5.
Teamwork atau kerja
sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target
yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork merupakan
peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan
bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan
pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan
menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan
atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim
lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu
tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin
teamwork yang baik:
a. Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang
biasanya dibentuk dari beragam divisi
dan kepentingan.
b. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu
adalah kerja individual.
c. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa
yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan
apa yang saya tidak bisa.
d. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral,
deparmen harus
disingkirkan.
e. Dalam teamwork yang dikejar untuk
dicapai adalah target bersama, bukan individual.
f. Keragaman individu dalam
teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi
minus jika tidak ada saling pengertian.
g. Saling pengertian terhadap karakter
masing-masing anggota team akan menjadi modal
sukses bersama.
h. Jika setiap orang bekerjasama via bidang
masing-masing, target korporasi pasti akan
segera terealisasi.
i. Individu yang egois mengejar target
pribadi akan menghambat keberhasilan team.
Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target
bersama
bermuara kemana?
j. Keahlian masing-masing sungguh
menjadi anugerah dalam teamwork yang akan
mempercepat proses pencapaian target.
k. Kendalikan ego dan emosi saat bersama
agar pergesekan tidak berujung pada
pemboikotan kerjasama.
l. Dengan pemahaman yang tinggi
soal karakter individu dalam team, realisasi target
tidak perlu waktu yang lama.
m. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the
dream work’.
6.
Organisasi Lini
Diciptakan oleh
Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan
langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan
tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu
dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau
komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi
Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai
Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Keuntungan-keuntungan
penggunaan organisasi tipe garis adalah :
Ada kesatuan komando
yang terjamin dengan baik.
Disiplin pegawai
tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan).
Koordinasi lebih mudah
dilaksanakan.
Proses pengambilan
keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat.
Garis kepemimpinan
tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan
bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan.
Rasa solidaritas
pegawai biasanya tinggi.
Pengendalian mudah
dilaksanakan dengan cepat.
Tersedianya kesempatan
baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
Adanya penghematan
biaya.
Pengawasan berjalan
efektif.
Kelemahan-kelemahan
organisasi garis :
Tujuan dan keinginan
pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi.
Pembebanan yang berat
dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri.
Adanya kecenderungan
pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak
fleksibel).
Kesempatan pegawai
untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri.
Organisasi terlalu
tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan.
Kurang tersedianya saf
ahli.
Organisasi Lini Dan Staff
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan.
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan.
Keuntungan
penggunaan bentuk organisasi garis dan staf :
Asas kesatuan komando
tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
Adanya tugas yang
jelas antara pimpian staf dan pelaksana
Tipe organisasi garis
dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar
maupun kecil.
Pengembalian keputusan
relatif mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
Koordinasi mudah
dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
Disiplin dan moral
pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya
Bakat pegawai dapat
berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
Diperoleh manfaat yang
besar bagi para ahli
Kelemahan-kelemahan
dari bentuk Organisasi garis dan staf :
Kelompok pelaksana
terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat
Solidaritas pegawai
kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal
Sering terjadi
persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang
dilaksanakannyalah yang penting
Pimpinan lini
mengabaikan advis staf
Apabila tugas dan
tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf tidak tegas,
maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang
Penggunaan staf ahli
bisa menambah pembebanan biaya yang besar
Kemungkinan pimpinan
staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai
lini
Kemungkinan akan
terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan
tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks
Organisasi Fungsional
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Keuntungan-keuntungan
menggunakan organisasdi fungsional :
Spesialisasi dapat dilakukan
secara optimal
Para pegawai bekerja
sesuai ketrampilannya masing-masing
Produktivitas dan
efisiensi dapat ditingkatkan
Koordinasi menyeluruh
bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
Solidaritas,
loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya
cukup tinggi.
Pembidangan tugas
menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan
organisasi fungsional :
Pekerjaan seringkali
sangat membosankan
Sulit mengadakan
perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai
hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
Sering ada pegawai
yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan
sukar dilakukan
Organisasi Lini Dan Fungsional
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Kebaikan
organisasi Lini dan fungsional :
Solodaritas tinggi
Disiplin tinggi
Produktifitas tinggi
karena spesialisasi dilaksanakan maksimal
Pekerjaan – pekerjaan yang
tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
Sedangkan
keburukannya adalah :
Kurang fleksibel dan
tour of duty
Pejabat fungsional
akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang
Spesiaisasi memberikan
kejenuhan
Organisasi Komite
Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif.
Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif.
Kebaikan
Organisasi komite :
Pelaksanaan decision
making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun
dewan
Kepemimpinan yang
bersifat otokratis yang sangat kecil
Dengan adanya tour of
duty maka pengembangan karier terjamin
Sedangkan
keburukannya :
Proses decision making
sangat lambat
Biaya operasional
rutin sangat tinggi
Kalau ada masalah
sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab
Kesimpulannya Kelompok atau team merupakan sekumpulan individu yang
cukup kecil dimana untuk berkomunikasi lebih mudah. Para anggota saling
berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki
semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok
mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang
apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggota
tersebut.
http://novelaranie.blogspot.com/2012/11/organisasi-lini.htmlhttp://rizkyfebriyanto.blogspot.com/2013/06/kekuatan-team-work.htmlhttp://noviraekaputri.blogspot.com/2010/10/tahap-tahap-pembentukan-kelompok.html
CONTOH
KASUS :
Contoh
konflik yang fungsional dengan kasus seorang manajer perusahaan yang menghadapi
masalah tentang bagaimana mengalokasikan dana untuk meningkatkan penjualan
masing-masing jenis produk. Pada saat itu setiap produk line berada pada suatu
devisi. Salah satu cara pengalokasian mungkin dengan memberikan dana tersebut
kepada devisi yang bisa mengelola dana dengan efektif dan efisien. Jadi devisi
yang kurang produktif tidak akan memperoleh dana tersebut. Tentu saja di sini
timbul konflik tentang pengalokasian dana. Meskipun dipandang dari fihak devisi
yang menerima alokasi dana yang kurang, konflik ini dipanang infungsional,
tetapi dipandang dari perusahaan secara keseluruhan konflik ini adalah
fungsional, karena akan mendorong setiap devisi untuk lebih produktif.
Kesimpulan
Kesimpulan
Para
manajer akan menemukan cara yang lebih efisien dalam menggunakan dana.
Mereka
mungkin bisa menemukan cara untuk menghemat biaya.
Mereka
meningkatkan prestasi masing-masing devisi secara keseluruhan sehingga bisa
tersedia dana yang lebih besar untuk mereka semua.